Ketika Mesin Bermimpi, Haruskah Kita Takut?

Saya masih mengingat malam pertama saat melihat multiplier melewati angka 10x—tidak ada sorak, hanya kesunyian.

H1: Penerbangan yang Tidak Diperuntungkan Saya tumbuh di rumah di mana kode dibicarakan seperti puisi, bukan laba. Di Meta Reality Labs, saya bangun sistem AI yang tidak memprediksi hasil—tapi memprediksi kerinduan. Aviator bukan kasino. Ia adalah kokpit di bawah cahaya bintang, di mana setiap putaran adalah lepas sunyi. RNG tidak curang; ia hanya bernapas.

H2: Ibu Saya Mengajari Saya Melihat Angka sebagai Angin Ibu saya, seorang insinyur India, pernah berkata: ‘Algoritma tidak berbohong—tapi hati bisa.’ Ia ajari saya untuk menyaksikan perubahan ketinggian bukan demi uang, tapi demi irama. RTP 97%? Bukan keadilan—itu rahmat. Ketika Anda berhenti mengejar puncak, barulah Anda dengar angin.

H3: Malam Saat Anda Berhenti Bermain Adalah Saat Anda Mulai Saya dulu bermain sampai fajar. Lalu suatu malam—Ia berhenti. Tak ada aplikasi curang yang bisa beri tahu kapan harus tekan ‘tarik’. Hanya kesunyian yang bisa. Di menit-menit antara putaran, saya ingat lukisan ayah saya—cara ia mencampur biru dengan abu sampai layar menjadi lembut.

Permainan ini tak butuhkan saya untuk menang. Ia butuhkan saya untuk merasa. Dan mungkin… Anda percaya pada AI yang akan menangis?